Selasa, 13 Januari 2009

MODEL "PELANGI"

MODEL “PELANGI”

SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


Banyak guru yang telah melaksanakan pembelajaran siswa secara berkelompok. Namun, banyak pula guru mengeluhkan bahwa kegiatan berkelompok tersebut mendapat hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Siswa banyak memanfaatkan kegiatan berkelompok tersebut dengan bergurau, bermain. Selain itu, para siswa mengeluhkan tidak bisa bekerja sama. Siswa yang pandai dan rajin merasa penilaian nya kurang adil dan siswa yang kurang pandai merasa minder.

Selama ini kerja kelompok dianggap sebagai metode cooperative learning, padahal tidak semua kerja kelompok itu disebut cooperative learning. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakan dengan pembagian kelompok yang asal-asalan.

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa di anggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran cooperative learning harus di terapkan, yaitu saling Ketergantungan Positif, tanggung Jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba memberikan model pelangi sebagai alternatif/variasi pembelajaran berkelompok. Pilosofis model pelangi didadasarkan pada pemebelajaran CTL yaitu pembelajaran cooperative learning dan inquiri. Dalam model pelangi ini siswa dapat aktif dalam kegiatan dskusi dan terampil menemukan pemecahan masalah atau berpikir kritis. Dalam model pelangi ini Guru hanya sebatas fasilitator yang menumbuhkembangkan potensi siswa..

Untuk lebih jelasnya penulis menyampaikan langkah-langkah model pelangi tersebut.

A. Persiapan

Ada empat hal yang dilakukan dalam tahap persiapan, antara lain

sebagai berikut.

1. Pengembangan Silabus dan pemilihan materi pembelajaran.

2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Pembuatan Kertas Berwarna 3 x 3 cm sebagai alat bantu dalam

kegiatan Pembelajaran dan membuat permasalahan yang setiap

permasalahan dipasangkan dengan kertas warna tersebut (satu warna satu masalah).

4. Menyusun instrumen penilaian.

B. Pelaksanaan Kegiatan

1. Guru mempersiapkan tujuh warna dan tujuh permasalahan kemudian ditempel di di papan atau ditayangkan melalui LCD/Infokus (warna dan masalah diberi nomor)

2. Pada proses pembelajaran guru memberikan materi pelajaran yang akan disampaikan dan membagikan tujuh warna kepada masing-masing siswa (setiap siswa mendapat satu warna).

3. Setiap siswa berkelompok 4-5 orang berdasarkan warna yang didapat.

4. Setiap kelompok mencari warna dan masalah yang dipasang di papan.

5. Setiap kelompok mendiskusikan masalah yang didapat, hasil diskusi dan analisis dicatat pada kertas.

6. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan tehadap hasil diskusi kelompok lain.

7. Guru memberi evaluai hasil discus. Guru meminta kelompok terbaik untuk maju ke depan kelas. Semua anggota kelompok yang lain berdiri dan memberikan aplaus meriah kepada anggota kelompok terbaik.

8. Penutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar